Postingan

Menampilkan postingan dengan label Perjalanan dimensi waktu sang genius

141-150 #perjalanandimensiwaktusanggenius

Gambar
 

#perjalanandimensiwaktusanggenius 131-140

  Bab 131 Lestari sangat curiga pada ketajaman pisau yang dibuat dari urine hewan itu. Sebenarnya, ini bukan pisau biasa, melainkan pisau panjang yang menyerupai pedang. "Pasti tajam!" Sebagai seorang tukang besi, Suryadi merasa sangat yakin. Kemudian, dia memberi perintah, "Bawa baju zirahnya kemari!" Untuk menguji ketajaman pedang ini, Suryadi sudah membeli baju zirah kulit di pagi hari. Berlapis-lapis baju zirah kulit itu ditumpuk di atas bangku. Syut! Suryadi menebaskan pedang itu, lalu selapis demi selapis baju zirah itu pun robek. Wira tidak menghitung ada berapa banyak lapis baju zirah yang robek. Menurut sejarah teknik material, seorang ahli senjata dari Dinasti Utasel pernah membuat pedang dengan cara membungkus baja, lalu menggunakan metode pendinginan dan pemanasan ganda. Pedang yang dibuat dengan metode ini bisa menembus 30 lapis baju zirah kulit. Dengan baja karbon tinggi yang kualitasnya semakin bagus, pedang yang dihasilkan juga akan semakin tajam. Ba...

121-130 #perjalanadimensiwaktusanggenius

Gambar
 

111-120 #perjalanandimensiwaktusanggenius

  Bab 111 Hasan menyimpan pisaunya dan berkata, "Tujuh Belas, kematian Panglima Dirga adalah kesalahan Kerajaan Nuala, kesalahan raja pada masa itu, dan kesalahan para pejabat. Tapi, masalah ini nggak ada hubungannya dengan para rakyat. Apa kamu tahu betapa sulitnya kehidupan kami?" Kadir menimpali dengan marah, "Aku nggak ingin bertempur untuk kerajaan kotor seperti Nuala. Aku terpaksa menjadi bandit karena nggak menguasai keterampilan lain. Kak Hasan, kenapa kamu malah bekerja untuk kerajaan? Kamu sudah lupa siapa yang mencelakai Panglima Dirga?" "Kata siapa aku bekerja untuk kerajaan? Aku hanya bertani di desaku." Hasan meneruskan, "Wira yang ingin kamu bunuh adalah keponakanku!" "Apa?" seru Kadir dengan terkejut. Kemudian, dia tersenyum getir seraya berkata, "Aku benar-benar nggak nyangka, kesepakatan yang kuterima malah berkaitan dengan keluarga Kak Hasan. Tapi, tawaran ini diberikan Keluarga Silali dari kabupaten." Tatap...